Press Release Solo Batik Carnival 15 Amerta: The Legacy of Mataram Kingdom
Surakarta – Sebagai perhelatan tahunan yang selalu konsisten dalam menjaga kearifan budaya Indonesia sejak tahun 2008, Solo Batik Carnival selalu mengusung tema yang fresh dan baru setiap tahunnya. Dalam upaya menjaga salah satu warisan budaya yang dimiliki Indonesia yaitu batik, Solo Batik Carnival selalu menyajikan pagelaran karnaval dengan Jalan Slamet Riyadi sebagai runway-nya. Adapun tema setiap tahunnya memiliki makna yang tersirat dan filosofis. Tahun ini, Solo Batik Carnival mengusung tema besar “Amerta: The Legacy of Mataram Kingdom”, yang bermakna abadi atau keabadian, dengan harapan untuk menunjukkan keagungan warisan kerajaan mataram yang senantiasa abadi di Kota Solo. Pada tahun ini, Solo Batik Carnival akan digelar di sepanjang Jl. Bhayangkara (start) hingga Balaikota Surakarta (finish) pada Sabtu, 13 Juli 2024.
Motif Batik
Motif batik yang digunakan pada kostum Solo Batik Carnival tahun ini adalah motif pisak bali. Motif batik ini dipilih karena memiliki filosofi yang sangat bermakna dimana kata ‘Pisak Bali’ berasal bahasa Jawa ‘pisan’ (lagi) dan ‘bali’ (kembali), yang jika disatukan berarti ‘selalu kembali’ atau ‘berulang’. Diharapkan dengan filosofi ini, Solo Batik Carnival dapat berkesan dan selalu eksis di hati masyarakat kota Surakarta serta peninggalan bersejarah kerajaan mataram semakin lestari & abadi hingga kapan pun.
Defile
a. Sekaten
Sekaten merupakan upacara tradisional yang diselenggarakan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara ini diselenggarakan satu tahun sekali pada tanggal 5-12 Rabiul awal. Di Kota Solo sendiri, perayaan sekaten selalu disambut dengan meriah oleh seluruh warga, terlepas dari umurnya. Dalam prosesnya, kemeriahan sekaten akan direfleksikan pada kostum peserta SBC dengan ornamen serta pernak-perniknya.
b. Pracimatuin
Pracimatuin dibangun oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara VII pada sekitar tahun 1920. Kemegahan Pracimatuin juga akan direfleksikan di kostum peserta SBC dengan ciri khas warna hijaunya.
c. Asyura
Dalam kalender Jawa, 1 Muharram disebut dengan 1 Suro, atau malam tahun baru Islam, sedangkan kata Suro merupakan sebutan bagi bulan Muharram dalam masyarakat Jawa. Kekhasan malam 1 suro yakni kerbau akan menjadi trademark bagi defile ini.
d. Mahesa Lawung
Upacara adat Mahesa Lawung merupakan tradisi turun-temurun sejak era dinasti Mataram dengan cara mengubur kepala kerbau di hutan Krendowahono Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kemistisan dalam upacara adat inilah yang akan menjadi ciri khas pada defile Mahesa Lawung.
e. Rojomolo
Canthik Perahu Rojomolo adalah hiasan (canthik) pada haluan perahu Rajamala yang dibuat oleh Putra Mahkota Paku Buwono IV Raden Mas Sugandi (KGPAA MANGKUNAGORO III) pada masa pemerintahan Paku Buwono IV yang memerintah pada tahun 1788-1820. Visualisasinya sebagai makhluk setengah manusia dan setengah raksasa inilah yang akan menjadi keunikan dari kostum pada defile Rojomolo.