GO UP

Pesona Pariwisata Surakatra Kota Budaya Jawa oleh Nurmalita Sekar Kirana

“ Sederhanamu buatku jatuh hati, slalu ingin pulang ke Solo….”
Kutipan lagu Rindu Solo yang menjadi ikon promosi pariwisata Kota Bengawan
karya penyanyi kondang Solo Elizabeth Sudira tersebut sangatlah cocok untuk
menggambarkan betapa istimewanya kota Solo di mata para warga dan siapapun yang
pernah berkunjung ke kota ini. Bagaimana tidak? suasana kotanya yang damai, aman
dan tentram memiliki ketenangan tersendiri bagi para penikmatnya. Tidak hanya itu saja
, tempat wisata dan kuliner yang beraneka ragampun seakan siap untuk memanjakan
dan menyambut hangat para wisatawan. Sifat hangat, ramah – tamah dan bersahaja
warganya juga menjadi ciri khas yang tidak kalah berbekas bagi siapapun yang
berkunjung ke Kota Solo. Maka tidak heran apabila kota ini punya cita rasa tersendiri dan
‘ngangeni’ bagi para wisatawan maupun warga Solo yang sedang merantau ke kota lain.
Jadi, bagaimana? sudah terbayangkan bagaimana hangat dan menyenangkannya kota
yang memiliki slogan Solo The Spirit of Java ini.
Di sini saya akan mengajak pembaca untuk menikmati betapa indahnya Kota Solo
dalam tiga hari dua malam, yang pastinya sih siap – siap aja ya untuk dibuat kagum dan
segera ingin berkunjung ke kota ini hehe. Untuk urusan tempat menginap wisatawan tidak
perlu khawatir karena Solo memiliki berbagai hotel atau homestay dengan banyak pilihan
harga dan yang pastinya terjangkau, aman dan nyaman. Salah satu hotel yang saya
kunjungi adalah hotel Solia Yosodipuro. Hotel yang berlokasi di Jalan Yosodipuro No 31
– 33 ini sangatlah cocok untuk dijadikan tempat menginap selama berwisata di Solo.
Selain lokasinya yang strategis karena berada di tengah Kota Solo, harga yang
ditawarkanpun juga cukup murah, wisatawan hanya perlu merogoh kocek sebesar Rp
285.000 per malam atau Rp 385.000 per malam jika menginginkan sarapan yang
disediakan hotel, sangat murah dan terjangkau bukan?. Tidah hanya itu saja, nuansa
yang dimiliki hotel Solia inipun juga sangat merepresentasikan Solo sebagai Kota Budaya
Jawa. Saat memasuki lobby hotel, akan disambut dengan alunan – alunan gamelan Jawa
dan pengunjung disuguhi dengan pemandangan kereta kencana keraton beserta
miniatur – miniatur khas budaya Jawa lainnya. Tersedia pula fasilitas kolam renang
apabila pengunjung ingin berenang.
Gambar kolam renang Hotel Solia
Setelah check in dan bersiap diri, wisatawan dapat langsung mengunjungi Pura
mangkunegaran yang lokasinya tidak jauh dari hotel bahkan bisa dijangkau hanya
dengan berjalan kaki saja. Dengan tiket masuk seharga Rp 20.000 ribu saja sudah dapat
menikmati indahnya Pura Mangkunegaran. Begitu memasuki pintu gerbang Pura
Mangkunegaran akan langsung disuguhi hamparan halaman yang luas dan bangunan
arsitektur pendopo yang bergaya Jawa – Eropa. Pura Mangkunegaran memiliki berbagai
koleksi barang – barang berharga yang dipercaya berasal dari Kerajaan Mataram dan
Majapahit.
Gambar Pura Mangkunegaran
Setelah puas berjalan – jalan di Pura Mangkunegaran, langsung dilanjutkan ke
destinasi berikutnya yaitu Pasar Triwindu yang lokasinya tidak jauh dari Pura
Mangkunegaran. Pasar triwindu merupakan pasar yang menjual barang – barang antik,
karena menjual barang antik, jangan dinilai sangat kumuh dan kotor, salah besar justru
sebaliknya pasar ini sangat estetik. Tidak heran banyak fotografer yang menggunakan
lokasi ini untuk pemotretan.
Gambar Pasar Triwindu
Tidak lengkap rasanya apabila jalan – jalan ke Solo tanpa menikmati es dawet
Pasar Gede. Setelah lelah berjalan – jalan memang paling pas untuk menikmati yang
segar – segar. Akhirnya es dawet Pasar Gede menjadi destinasi selanjutnya. Untuk
transportasi tidak perlu khawatir, Kota Solo memiliki bus Batik Solo Trans untuk
membawa para warga dan wisatawannya menyusuri Kota Solo, yang menyenangkan lagi
bus ini gratis lhoooo dengan difasilitasi ac dan protokol kesehatan yang baik tentunya.
Selain es dawet, Pasar Gede juga memiliki banyak kuliner yang enak – enak dan
beraneka ragam pada lantai 2 pasar buahnya seperti dimsum, bakmi jawa, masakan
jawa, kedai kopi, bahkan ada yang menjual masakan barat dengan harga yang sangat
terjangkau. Jadi tenang saja wisatawan tidak perlu dibuat bingung untuk urusan
menyenangkan perut.
Gambar sajian kuliner di Pasar Gede
Seakan tidak membiarkan wisatawannya merasa sepi, Kota Solo juga
menyelenggarakan pertunjukkan seni pada malam hari, waktu itu saya menonton
pertunjukkan ketoprak yang dilaksanakan di open stage taman Balekambang.
Pengunjung hanya dikenakan tarif untuk parker kendaraan saja sebesar Rp 2.000. Gelak
tawa penonton mengiringi sepanjang pertunjukkan berjalan, meskipun pada saat itu
sedikit turun hujan akan tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat masyarakat untuk
menonton hingga akhir acara. Selesai menonton, lagi – lagi tidak perlu khawatir masalah
perut. Tersedia berbagai angkringan di setiap sudut kota dengan menu nasi bandeng
atau masyarakat Solo biasa menyebutnya dengan ‘sego kucing’ dan berbagai macam
‘sundukan’ serta tidak lupa pula dilengkapi dengan wedang jahe atau wedang uwuh yang
menjadi salah satu ciri khas kuliner malam di Solo. Hmmmm bisa kebayang kan dingin –
dingin dihangatkan dengan wedang jahe. Jangan pikir – pikir lagi yuk cobain kuliner
malam Solo, dijamin nagih deh.
Gambar pertunjukkan ketoprak di Open Stage Balekambang
Gambar angkringan khas Solo
Lari pagi sembari mencari sarapan pagi khas Solo yaitu soto atau nasi liwet serta
menikmati suasana pagi Kota Solo yang asri adalah pilihan yang tepat. Selain disuguhi
pemandangan pepohonan yang hijau dan terawat dengan baik di sepanjang city walk
Slamet Riyadi, wisatawan juga dapat berfoto – foto ria di depan mural toko – toko
sepanjang Jalan Gatot Subroto.
Gambar mural di Jalan Gator Subroto
Kraton Kasunanan merupakan pilihan destinasi selanjutnya. Untuk masuk ke
kraton Kasunanan wisatawan hanya dikenakan tarif sebesar Rp 8.000 saja, terjangkau
bukan? Selain menikmati indahnya bangunan kraton, pengunjung juga dapat melihat –
lihat barang – barang peninggalan kraton yang masih terawat dengan baik. Di sekitar
kraton banyak pula pedagang yang menawarkan minuman khas Solo yaitu wedang
ronde, jadi tidak perlu takut merasa kehausan setelah berkeliling. Puas berjalan – jalan,
kini giliran memanjakan diri dengan berbelanja batik di pasar ikonik Solo yaitu Pasar
Klewer.
Gambar wedang ronde Gambar Kraton Kasunanan Surakarta
Sore hari mau menikmati sunset di Kota Solo? Tenang aja, wisatawan
dapat berkunjung ke waduk cengklik. Selain dapat menikmati indahnya
pemandangan waduk, wisatawan juga dapat berkeliling waduk dengan prau yang
disewakan oleh penduduk sekitar. Tidak hanya itu saja di dekat Waduk Cengklik
juga ada arena permainan dan spot – spot foto yaitu Waduk Cengklik Park.
Gambar sunset di Waduk Cengklik
Menikmati perkebunan teh dengan makan sate kelinci dan teh hangat, serta
berkunjung ke air terjun jumog adalah pilihan di hari terakhir. Dibutuhkan waktu selama
2 jam dari Solo menuju Tawangmangu untuk menikmati suasana pegunungan yang sejuk
dan menyenangkan. Sebelum menyelesaikan misi berwisata ke Solo belum lengkap
rasanya sebelum membeli oleh – oleh makanan khas Solo. Apalagi kalau bukan serabi
notosuman. Serabi yang lembut dengan rasa yang manis dan gurih ini menjadi favorit
tersendiri bagi siapapun yang berkunjung ke kota ini. Sampai di sini dulu cerita wisata di
Kota Budaya Jawa ini. Gimana sangat menarik hati kan? Tentunya dong. Ayooo pergi ke
Solo!!
Makan bakwan bareng Filo
Sambil dengar suara gendang
Mari kawan pergi ke Solo
Hati riang rindu pun hilang

CERITA LIBURAN