GO UP

Bank Indonesia

BANK INDONESIA

(BANGUNAN CAGAR BUDAYA)

 

Alamat 

:

Jl. Jend. Sudirman, Kampung Baru, Pasar Kliwon, Surakarta.

Deskripsi 

;

Bangunan Bank Indonesia merupakan kantor bank pertama di Surakarta. Pada zaman kolonial Belanda, gedung lama ini merupakan kantor De Javasche (DJB) Agentschap Soerakarta. Kantor ini digunakan pemerintah Hindia Belanda untuk mencetak dan mengedarkan uang guna menunjang perekonomian saat itu. Bank ini dibangun pada tanggal 10 November 1908 dan selesai dibangun pada tahun 1910. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya berdasarkan SK Walikota Surakarta No. 646/1-2/1 Tahun 2013. 

Pendirian Bank Indonesia direkomendasikan setelah Presiden De Javasche Bank singgah ke wilayah Solo, kemudian C.F.W. van Kerchem menginformasikan kepada Direksi De Javasche Bank di Batavia. Meningkatnya perekenomomian di wilayah Vorstenlanden yang diperuntukkan sebagai daerah perkebunan menjadi alasan dibukanya kantor cabang ini di Solo. Selain itu, banyaknya saudagar batik yang tumbuh di Solo juga berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian di wilayah ini. Pada tanggal 10 November 1908 bangunan tersebut dibangun kembali oleh sebuah biro arsitektur NV. Archtechten en Ingeniursbureau Hulswitt en Fermont Weltevreden en Ed. Cuypers Amsterdam dan selesai pada tanggal 1 Agustus 1910 dengan bentuk seperti saat ini. 

Pada perjalanannya, De Javasche Bank mengalami beberapa krisis yang berimbas pada perekonomian Hindia Belanda, yakni: 

  • 1887, krisis sebagai efek bangkrutnya Dorrepaal & Co. 
  • 1914-1919, krisis karena faktor Perang Dunia I dan wabah pes di Solo. 
  • 1921, ketika seorang pengusaha Cina yang bernama Tjiook Kee Siang bangkrut dan melakukan penipuan dalam prosedur agunan yang merugikan kreditur. 

Krisis tersebut tidak mempengaruhi pengusaha Cina dan pribumi Jawa. 

Pada tahun 1942, setelah pemerintahan beralih ke tangan Jepang lembaga perbankan termasuk De Javasche Bank mengalami perubahan, bahwa bank tersebut ditutup dan tugasnya digantikan oleh lembaga baru bernama Nanpo Kaihatsu Ginko. Seluruh aset De Javasche Bank tanpa terkecuali harus diserahkan kepada Jepang. Kegiatan yang dilakukan pertama oleh Nanpo Kaihatsu Ginko adalah menerbitkan uang baru dengan menggunakan tokoh Gatotkaca.

Kekalahan Jepang atas sekutu mempengaruhi keberadaan De Javasche Bank. Pada 19 Juni 1951, pemerintah NKRI membentuk Panitia Nasionalisasi De Javasche Bank yang kemudian disahkan tanggal 2 Juli 1951 dan berhasil membeli 97% saham De Javasche Bank di Bursa saham Belanda. Pada tanggal 1 Juli 1953 dibentuk Bank Indonesia sebagai bank sentral menggantikan De Javasche Bank. 

 

 

 

CAGAR BUDAYA