Rajamala jadi Maskot Asean Paragames ke 11
Sosialisasi dan Hitung Mundur ASEAN PARA GAMES Ke-11 SOLO 2022 di Solo Car Free Day depan Loji Gandrung pada Minggu (03/07/2022). Agenda ini sekaligus menjadi launching maskot dari ASEAN PARA GAMES 2022 yaitu Rajamala. Maskot ini dikenal sebagai sosok tiada tanding dan disimbolkan sebagai kekuatan untuk menolak bala atau aura negatif, selain itu Rajamala juga menjadi pusaka Keraton berbentuk Canthik yang melambangkan kebesaran Keraton Surakarta.
Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka memaparkan bahwa segala bentuk persiapan sudah sangat matang baik dari segi dukungan dan venue pertandingan. “Ada beberapa perusahaan baik BUMN maupun swasta yang mendukung perhelatan ASEAN PARA GAMES ini, dukungan tersebut berupa fresh money dan ada beberapa yang berupa barang. Nantinya juga bentuk promosi akan kita gencarkan lewat sosial media” ujarnya.
Gibran juga menjelaskan perihal pelayanan atas atlit-atlit yang akan datang dan bertanding di ASEAN PARA GAMES nantinya. “Nantinya akan ada sekitar 1.800 atlit dari 14 cabor yang datang ke Solo melalui bandara Adi Soemarmo dan tentunya kami sudah menyiapkan pelayanan terbaik mulai dari hotel dan transportasi tentunya semuanya gratis untuk penonton” imbuh Walikota Surakarta.
Selain launching maskot, agenda ini juga menjadi ceremonial launching logo dan tagline ASEAN PARA GAMES 2022 yang dimeriahkan dengan iringan tarian Reog Ponorogo. Perhelatan yang akan diselenggarakan pada tanggal 30 Juli sampai 6 Agustus ini terhitung mundur 27 hari dari sekarang. Logo ASEAN PARA GAMES 2022 kali ini digambarkan lewat bentuk Wayang Gunungan yang memiliki makna “Simbol Babak Baru Mewakili Momen Kebangkitan Setelah Era Pandemi” dan bentuk Keris Ladrang Surakarta yang memiliki arti “Lambang Perjuangan Melambangkan Semangat Atlet”.
“Kami memilih logo dan maskot tentunya yang menandakan ciri khas budaya Kota Solo dan tentunya kami ingin menampilkan sesuatu yang khas Solo banget” jelasnya. Dipenghujung acara, Presiden Asean Para Sport Federation (APSF) Osoth Bhavilai menunggangi Reog Ponorogo sebagai bentuk pemeriahan acara sosialisasi dan hitung mundur sekaligus ditutup oleh Walikota Surakarta dengan membagikan buku tulis kepada para warga yang berdatangan saat acara caf free day.