Pagelaran Festival Ketoprak Surakarta 2019 Mengusung Tema “Ndudhah Surakarta”
Pagelaran Festival Ketoprak Surakarta (FKS) dengan tema “Ndudhah Surakarta” menghibur warga Solo yang bermalam minggu di Gedung Theater Besar ISI Surakarta (6/7/2019). FKS telah memasuki tahun ke 9 yang diikuti oleh perwakilan dari masing-masing kecamatan yang ada di Kota Surakarta.
Acara ini digelar selama 2 hari, tgl 6-7 Juli 2019 dan diikuti dari 5 kecamatan dengan memerankan lakon yang berbeda, Kecamatan Jebres dengan lakon Geger Pecinan, Kecamatan Laweyan dengan lakon Bedhah Kartosura, Kecamatan Serengan dengan lakon Boyong Kedhaton, Kecamatan Pasar Kliwon dengan lakon Perjanjian Giyanti, Kecamatan Banjarsari dengan lakon Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyowo.
Makna dan tujuan penyelenggaraan kegiatan ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kinkin Sultanul Hakim. Beliau menyampaikan bahwa tema Ndhudhah Surakarta berisikan perjalanan panjang sejarah Kota Surakarta itu dimulai dengan sebuah keberhasilan dan kegagalan karena sejarah tidak hanya bercerita tentang keberhasilan tetapi juga kegagalan. “Berdirinya Benteng Vastenburg, Keraton Surakarta adalah wujud dari sejarah yang bercerita tentang kegagalan yang tentunya akan kita pakai untuk menghadapi masa depan yang lebih baik,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini pula, Walikota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo menegaskan bahwa ketoprak bukanlah mitos. Melainkan guna membuka mata hati dalam rangka nguri-uri budaya dan kesenian Kota Surakarta yang penuh dengan sejarah luar biasa.
“Wayang orang dan ketoprak itu bukan mitos, melainkan mengandung sejarah bangsa Indonesia, sebelum merdeka wayang orang dan ketoprak sudah ada. Marilah bersama mewujudkan solo sebagai kota budaya dengan masyarakat yang waras, wasis, wareg, mapan dan papan. Semoga yang berubah hanyalah waktu bukan pandangan kita dalam menyikapi seni dan budaya bangsa indonesia,” terang Walikota.
Festival ketoprak dibuka dengan ditandai pemukulan kentongan oleh Walikota Surakarta.