GO UP
Image Alt

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo

Opera Kolosal Boyong Kedhaton, Puncak Perayaan HUT 275 Kutha Sala


Dalam rangkaian perayaan Hari Jadi Kota Solo ke-275, warga masyarakat Solo disuguhkan oleh berbagai event budaya, sebagai puncak perayaan, Pemerintah kota Surakarta menggelar pertunjukan Opera Kolosal Adeging Kutha Sala dengan menyulap halaman balaikota menjadi tempat pertunjukkan yang spektakuler.

Dengan berlatar belakang pendhapi Gedhe, nuansa Solo masa lalu sangat jelas atmosfirnya. Artistik pendhapi pusat pemerintahan ini yang menjadi properti hidup selama pertunjukkan yang diadakan Sabtu (22/02/2020) menambah pentas spektakuler peringatan HUT Kota Sala ke 275 semakin berkesan.

Opera Adeging Kutha Sala merupakan pertunjukan tarian kolosal yang menceritakan sejarah berdirinya Kota Sala. Pagelaran ini untuk mengingatkan kembali perjalanan sejarah masa lalu sejak peristiwa perpindahan Keraton Kartasura menuju Desa Sala yang sering kita sebut dengan Kedhaton, hingga berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Wali Kota Surakarta FX. Hadi Rudyatmo menyampaikan bahwa tema “Unggul Budayane Sejahtera Wargane” artinya Pemerintah Kota Surakarta mengajak kepada seluruh warga masyarakat tanpa terkecuali untuk mengeluarkan potensi-potensi budaya yang ada.

Solo dikenal sebagai Kota Budaya, warganya dikenal dengan lembah manah serta sopan santun. Dengan tema ini Pemerintah bermaksud mengajak seluruh masyarakat untuk saling menghargai dan menghormari sesama. “Jikalau setiap warga masyarakat selalu mengedepankan sikap menghargai, menghormati sesama tanpa memandang ras, agama, dan golongan maka Solo akan selalu menjadi kota yang nyaman aman dikunjungi maupun ditinggali oleh siapapun,” jelas walikota.

Melihat banyaknya antusias warga yang menonton, mulai kirab boyong kedhaton dari Gladak menuju Balaikota hingga pertunjukkan opera, Walikota meminta khususnya pihak yang mengamankan dalam hal ini Satpol PP dan Linmas untuk memberikan ruang kepada warga agar bisa melihat dengan leluasa. “Artinya kalo tempat itu bisa dipakai untuk menyaksikan ya biarkan. Tidak perlu menjaga terlalu ketat. Lebih baik mengarahkan saja agar menonton dengan tertib, karena ramah sopan santun itulah yang kita junjung,” ungkap Walikota.

Leave a Reply