GO UP

International Mask Festival 2020 digelar secara virtual

Solo, 15/06/2020 – International Mask Festival (IMF) merupakan acara tahunan berskala internasional yang mengusung konsep pertunjukkan seni topeng dan pameran kerajinan topeng. Dibawah naungan SIPA Community, IMF diadakan setiap tahunnya di Kota Solo, Jawa Tengah.

 

Acara ini pertama kali dicetuskan oleh Dra. Irawati Kusumorasri dengan nama IIMF (Indonesia International Mask Festival), yakni pada tahun 2014. Namun selama beberapa tahun belakangan, IIMF berganti nama menjadi IMF seperti yang dikenal masyarakat Solo hingga saat ini.

 

Melihat situasi dunia yang tengah dilanda Covid-19, IMF mulai beralih dari sebuah pagelaran  menjadi acara virtual melalui pemberdayaan media baru. Perubahan dan penyesuaian pasif yang mengiringi peralihan ini, menjadi tantangan tersendiri baik bagi penyelenggara maupun bagi seniman yang terlibat dalam IMF tahun ini. Meski demikian, komitmen untuk terus mampu menyajikan acara seni yang berkualitas selalu menjadi semangat utama dari penyelenggaraan virtual event ini.

 

Mengusung tema “Face Mask of Global Society”, IMF 2020 hadir dengan menggaet seniman dari dalam maupun luar negeri untuk menampilkan karya seninya secara daring pada 19-20 Juni 2020 pukul 17.00-21.00 WIB melalui platform Youtube, Instagram, dan Facebook SIPA Festival.

 

Dipilihnya tema tersebut merujuk pada topeng sebagai salah satu penyalur nilai-nilai penting dalam kehidupan manusia, khususnya di Indonesia. Seperti diketahui, topeng adalah artefak seni yang dikenal manusia sejak jaman prasejarah. Dengan usianya yang menembus batas, seni topeng telah mampu untuk ditempatkan menjadi sebuah karya yang agung dan sacral.

 

Berbekal dari peran masker sebagai pelindung diri bagi masyarakat, IMF membawa topeng bersama fungsi dan bentuknya untuk menujukkan era baru dari dunia. Pada tahun ketujuh, penyelenggaraan IMF secara virtual akan mengenalkan topeng secara lebih mandalam kepada masyarakat dunia digital.

 

Acara tersebut hadir sebagai wujud penggambaran perkembangan topeng klasik ke kontemporer melalui sebuah  media baru. Melalui impian untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap seni topeng, kehadiran IMF diharapkan mampu memberikan edukasi tentang apresiasi seni bagi masyarakat, sekaligus sebagai sarana penjagaan nilai dari kehidupan seni yang merupakan bagian dari kehidupan budaya yang menjadi karakter bangsa.

 

Selama dua hari, IMF menghadirkan pertunjukkan topeng dari berbagai daerah secara berbeda dari biasanya. Para seniman dan seniwati dari berbagai kota dan provinsi di Indonesia seperti Solo, Semarang, Pati, Malang, Cirebon, Banyumas, Ponorogo, Yogyakarta, Pamekasan, Sukabumi, Bali, Kalimantan Tengah, dan NTB akan berpartisipasi dalam IMF tahun ini.

 

Selain itu, delegasi luar negeri dari negara Malaysia, Zambia, Bhutan, Perancis, Korea, Belgia, Ecuador, dan Jepang juga turut memeriahkan virtual event IMF 2020. Pada acara ini, akan ditayangkan pula video dokumenter pembuat topeng dari masyarakat lintas budaya. Dengan dibuka untuk umum, gelora spirit seni topeng yang disajikan pada acara ini diharapkan dapat tersalurkan kepada masyarakat secara luas, selaras dengan maksud penyelengaraan IMF 2020 itu sendiri.