GO UP

Tugu Lilin / Tugu Kebangkitan Nasional

Pembangunan Tugu Kebangkitan Nasional (Tugu Lilin) merupakan monumen yang menandai bahwa organisasi Boedi Oetomo (BO) telah memasuki umur 25 tahun. Niat pendirian tugu ini dicetuskan oleh perwakilan masyarakat Surakarta (Solo) saat mengikuti Konggres Indonesia Raya I pada tahun 1931 di Surabaya. Pelaksanaan pembangunan dipercayakan kepada KRT Woerjaningrat, menantu Paku Buwono (PB) X. KRT Woerjaningrat selain seorang priyayi asli Solo, beliau sebagai Wakil Ketua Boedi Oetomo. Boedi Oetomo ialah gerakan untuk menyelenggarakan pendidikan rakyat agar jiwanya terang, memahami dan memiliki semangat kebangsaan dan persatuan.

Menurut KRMT Drs. Suwitadi Kusumadilaga, SH, MM, Msi, sebagai salah satu pendiri Yayasan Murni, bahwa yang ikut aktif menjadi panitia pembangunan tugu, diantaranya R. Singgih, KRMH Wuryaningrat, dr. Radjiman, dan dr. Wahidin. Lebih lanjut dikatakan bahwa Tugu Lilin tersebut dibangun untuk menandai awal pergerakan kebangsaan. Perwujudan Tugu Lilin tersebut mengekspresikan rasa persatuan para tokoh Boedi Oetomo dan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) yang disimbolkan secara sakral dengan penanaman gumpalan tanah dari berbagai penjuru tanah di Nusantara. Para anggota PPPKI yang tersebar di seluruh Nusantara itu datang ke Solo dengan membawa gumpalan tanah dari daerah mereka masing-masing. Kemudian gumpalan tanah tersebut ditanam dan disatukan dengan batu dan semen untuk menandai peletakan batu pertama yang dilaksanakan secara diam-diam (Ramelan, 2004: 24).

RELATED POSTS

LOKASI